puskesmastanon2@gmail.com

|

085229790907

SEHATMU BAHAGIAKU

30
April

Launching Inovasi PERUT BUNDER

Sehubungan dengan salah satu tujuan pembangunan Millenium atau Millennium  Development Goal (MDGs), Indonesia berupaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Anak-Anak terutama neonatal sangat rentan terhadap penyakit yang berujung kematian. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator status kesehatan masyarakat. Dibandingkan negara- negara tetangga di Asia Tenggara, Indonedia memiliki Angka Kematian Ibu yang cukup tinggi.

 Menurut Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2022 AKI di Indonesia mencapai 126 per 100.000 kelahiran hidup Sedangkan di Provinsi Jawa Tengah sendiri data menunjukkan jumlah kematian ibu turun hingga 335 kasus dari 613 kasus yang terjadi di tahun 2013. Berdasarkan data Dinas kesehatan Jawa Tengah Angka Kematian IBU (AKI) sebanyak 84,6 per100.000 kelahiran hidup atau 485 kasus kematian ibu sepanjang tahun 2022. Mengalami penurunan dari tahun sebelumnya tahun 2021 yaitu 199 per 100.000 kelahiran hidup atau 1011 kasus kematian ibu. Kasus AKI di kabupaten sragen tahun 2022 mencapai 14 kasus, sedangkan AKB terdapat 136 kasus. Kematian ibu pada umumnya karena preeklamsia berat (PEB) atau kondisi ketika tekanan darah ibu hamil meningkat disertai adanya protein di dalam urine.

Berdasarkan data laporan Upaya Kesehatan Ibu bulan Desember 2022 terdeteksi 126 ibu hamil yang ada mengalami factor resiko / resiko tinggi dari 420 bumil yang ada (33,33%). Karena tingginya kasus ibu hamil dengan resiko tinggi di Puskesmas Tanon II, untuk itu diperlukan pelayanan terpadu program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan UKP yang sesuai kebutuhan dan harapan serta langsung menyentuh masyarakat, yakni mengunjungi dan mendampingi sasaran (Bumil Resti) secara intensif.

Selain itu sebagian ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas karena beberapa alasan oleh karena itu mereka perlu di kunjungi kerumahnya sejak kehamilan muda hingga usia kehamilan 12 – 40 minggu. Agar terdekteksi oleh tenaga kesehatan apabila ada ibu hamil, ibu nifas dan neonatus resiko tinggi di wilayah Puskesmas Tanon II. Kegiatan pendampingan keluarga dengan masalah bumil resti ini dilakukan bersama penanggungjawab program, Bidan desa dan kader kesehatan yang ada di desa atau bersama stakeholder yang terkait.

Penyebab kematian ibu paling banyak adalah perdarahan yang biasanya terjadi selama masa nifas. Masa nifas merupakan masa pemulihan organ reproduksi paska persalinan dan merupakan masa yang penting bagi ibu maupun bayi. Masa nifas ini diperkirakan terjadi 6-8 minggu. Paska persalinan meskipun sudah dinyatakan baik-baik saja dan diperbolehkan pulang namun ada beberapa hal yang perlu diperlukan oleh ibu selama masa nifas antara lain:

  1. Melakukan kontrol atau kunjungan minimal 4 kali yaitu pada 6 jam, 6 hari, 2 minggu, dan 6 minggu setelah persalinan.
  2. Memeriksa tekanan darah, perdarahan pervaginam, kondisi perineum, tanda infeksi, kontraksi uterus, tinggi fundus, dan temperature secara rutin.
  3. Menilai fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan luka, sakit kepala, rasa Lelah, dan nyeri punggung,
  4. Pastikan kondisi psikologis ibu baik. Bagaimana suasana emosinya, pastikan mendapat dukungan dari keluarga, pasangan dan Masyarakat untuk perawatam bayinya.
  5. Mendapatkan vaksin tetanus bila perlu.
  6. Memberikan edukasi untuk menemui dokter jika terjadi perdarahan berlebihan, secret vagina berbau, demam, nyeri perut berat, kelelahan atau sesak, bengkak di wajah dan alat gerak, serta payudara terasa nyeri atau bengkak.

Kondisi klinis ibu yang perlu diperhatikan selama masa nifas antara lain suhu, tidak boleh mengalami peningkatan hingga lebih dari 38°C. Bila terjadi selama 2 hari berturut-turut curigai adanya infeksi dan ibu dianjurkan segera ke dokter. Selain kondisi klinis psikologis ibu berbagai hal lain juga perlu diperhatikan seperti kebersihsn diri, istirahat yang cukup, Latihan atau olah raga khususnya pada bagian otot perut, asupan gizi, dan juga cara menyusui serta merawat payudara selama mas nifas. Selain itu edukasi terkait kapan senggaga aman dilakukan paska persalianan dan perencanaan kehamilan berikutnya serta penggunan alat kontrasepsi.

   Dari permasalahan tersebut, perlu dibuat sebuah inovasi yang terpadu antara program UKM dan UKP, dimana program UKM bisa menemukan kasus Ibu Hamil Resiko Tinggi khususnya Ibu Hamil dengan PEB, Anemia, KEK dan ibu hamil dengan penyakit penyerta sedini mungkin di masyarakat dan dilakukan pengelolaan secara menyeluruh dan terpadu agar ibu hamil bisa dipantau dan dikelola dengan baik, sehingga ibu Hamil terhindar dari komplikasi yang berat, dan terhindar dari resiko kematian ibu, dengan memasukkan ibu hamil resiko tinggi  dalam program pendampingan ibu hamil resti di Puskesmas. Dan disepakati bersama inovasi ini berjudul, “PERUT BUNDER” ( PENDAMPINGAN RUTIN IBU HAMIL RESTI OLEH KADER).

0 Komen

Komentar

gambar

PUSKESMAS
TANON II

SEHATMU BAHAGIAKU

Follow Us
Contact Us

JL.RAYA SRAGEN -GEMOLONGKM20 DESA KARANG ASEM TANON SRAGEN

085229790907

puskesmastanon2@gmail.com

Copyright © Dinas Kesehatan Kab. Sragen. All Rights Reserved.